Pantang Pulang Sebelum Samgong

Kamis, 16 Juni 2016

Masalah Ancaman Nasional di Indonesia



Ancaman Nasional yang sangat mempengaruhi perkembangan perekonomian dan pertumbuhan masa depan Indonesia salah satunya adalah “NARKOBA”
Apa itu Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain “narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik “narkoba” atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.

Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini pemanfaatannya disalah gunakan diantaranya dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis / over dossis.

Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU) untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.

Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia).
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.

Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari harapan.

Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima.

Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented).

Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar) dan mahasiswa adalah sebagai berikut:
  • Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
  • sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
  • Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
  • Sering menguap, mengantuk, dan malas,
  • tidak memedulikan kesehatan diri,
  • Suka mencuri untuk membeli narkoba.
  • Menyebabkan Kegilaan, Pranoid bahkan Kematian !

Pengaruh Narkoba

Seperti yang telah diuraikan di atas, penggunaan senyawa narkoba dilegalkan dalam dunia medis untuk keperluan pengobatan. Namun, penyalahgunaan narkoba bagi orang-orang yang tidak membutuhkan akan menimbulkan berbagai dampak negatif yang merugikan. Adapun pengaruh atau dampak buruk yang ditimbulkan oleh narkoba ialah:

1. Kecanduan

Efek pertama yang terjadi akibat konsumsi senyawa narkoba ialah kecanduan. Senyawa narkoba ini memberikan rasa adiktif kepada siapa yang mencobanya. Hati-hati kepada ajakan seseorang yang memberikan senyawa ini secara gratis, karena sekali mencoba pasti ingin merasakannya lagi. Inilah yang disebut dengan kecanduan. 

2. Gangguan metabolisme
Seorang pecandu narkoba akan mengalami berbagai gangguan metabolisme mulai dari kesehatan fisik maupun mental. Hilangnya kesadaran, menurunnya stamina, dan kinerja organ tubuh adalah salah satu efek yang dapat dirasakan akibat mengkonsumsi narkoba. Sementara gangguan mental yang dapat terjadi ialah ganggua emosi. Pecandu narkoba cenderung memiliki emosi yang tidak terkontrol, sering marah-marah, dan tidak memiliki nilai empati terhadap sesama. Yang ada difikiran seorang pecandu ialah hanya obat itu saja. Ia rela tak makan asal dapat mengkonsumsi obat tersebut, sungguh miris.

3. Mendorong perbuatan kriminal
Senyawa narkoba memiliki harga yang tinggi (mahal), butuh perjuangan untuk dapat memilikinya. Oleh karenanya banyak yang tergiur menjadi pengedar karena hasil yang begitu menggiurkan.Namun naas bagi seorang pecandu yang masih berusia di bawah umur atau yang belum bekerja. Untuk mendapatkan obat terlarang ini, seorang pecandu rela melakukan perbuatan kriminal seperti mencuri, merampok, dan sebagainya agar dapat membeli narkoba.

4. Kematian
Hal fatal yang diakibatkan oleh narkoba ialah kematian. BNN mengungkapkan sekitar 33 pecandu yang mati setiap harinya karena obat terlarang ini. Tingkat konsumsi obat ini akan menigkat dari waktu ke waktu, artinya begini nilai konsumsinya akan meningkat pada konsumsi berikutnya. Misal saat ini konsumsi hanya satu sendok, konsumsi selanjutnya akan meningkat. Oleh karena itu, pengkonsumsian yang berlebihan akan menimbulkan overdosis yang menyebabkan organ di dalam tubuh tidak dapat mentolerir racun yang masuk sehingga berujung pada kematian. 

Data BNN mencatat pengguna narkoba meningkat dari tahun ke tahun. Mirisnya sebagian besar pecandu dari kalangan remaja. Usia remaja memang rentan dan paling empuk menjadi sasaran obat-obatan terlarang ini. Ditinjau dari segi psikologi, usia remaja memiliki sifat yang masih labil dan cenderung ikut-ikutan dengan teman sepergaulan tanpa memilah-milah mana yang baik dan buruk. Lingkungan pun sangat berpengaruh akan penyebaran obat terlarang ini. Bahkan seorang pengedar yang telah ditangkap dan dipenjara masih dapat mengendalikan penyebaran narkoba. Dan yang paling menghebohkan, sipir penjara ikut terlibat dalam masuknya obat-obatan ini ke penjara. Kasus narkoba masih menjadi PR besar bagi pemerintah Indonesia. Namun demikian, kita harus turut membantu tercapainya tujuan ini. Pasalnya, negara telah dirugikan dalam triliunan rupiah akibat bisnis benda haram ini. Banyak harapan yang terenggut oleh narkoba. Meski telah banyak program rehabilitasi yang diadakan oleh pemerintah, masih banyak pecandu yang mati terlantar. Oleh karena itu, mari kita saling membahu untuk memerangi narkoba dan melindungi generasi bangsa dari barang haram itu.

Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seharusnya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap lingkungan masyarakat.

Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di kampus. Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada mahasiswa. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan.

Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Mengirimkan pesan yang jelas tidak menggunakan membutuhkan konsistensi kampu-kampus untuk menjelaskan bahwa narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di kampus. Untuk mahasiswa harus diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa narkoba tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus belajar, mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak.
 
Terakhir, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh.

Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.

Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Universitas Gunadarma

Halaman

Food