Pantang Pulang Sebelum Samgong

Sabtu, 21 Maret 2015

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Manusia Dan Kebubudayaan.
1. Manusia
 Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
2. Kebudayaan.
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.

 Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.

Referensi;
http://aliseptiansyah.wordpress.com/2013/01/24/manusia-dan-kebudayaan/


Pengertian hakikat manusia - hakikat manusia dan pendidikan - hakikat manusia  - hakikat manusia menurut para ahli - Setelah beberapa lama dipadati dengan kesibukan  ofline saya jarang mengupdate blog ini ntah kenapa rasa mode untuk memposting artikel pendidikan semakin berkurang dan mudah mudahan dengan postingan makalah hakekat tentang manusia ini menjadi awal semangat baru.



Makalah hakikat tenatang manusia ini yang tidak lain bagaimana manusia itu dibedakah secara khusus membahas tentang manusia, baik sifat, wujud sifat dan kemampuan berinteraksinya maka dari itu lebih baik membaca langsung dibawah ini


1. Sifat Hakekat Manusia

sifat hakekat manusia merupakan ciri-ciri yang karakteristik, yang secara principal membedakan manusia dengan hewan, walaupun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama secara biologis (lihat orang hutan). Karenanya banyak filsuf menamakan manusia identik dengan heawan seperti : Socrates, menyebut manusia Zoon Politico (hewan yang bermasyarakat); Max Schaller ; menyebutkan : Das Krantetier (Hewan Ynag Selalu Bermasalah); demikian pula Charles Darwin dengan teori evolusinya telah membuktikan bahwa manusia berasal dari kera (Primat) tetapi dia gagal yang disebutnya dengan The Missing Link.

2. Wujud sifat Manusia 

a). Kemampuan Menyadari diri
•Dengan kemampuan menyadari diri :
  • manusia dapat membedakan dirinya dengan manusia lain (ia, mereka) dan dnegan lingkungan non manusia (fisik).
  • Manusia dapat membuat jarak dengan manusia lain dan lingkungannya. Manusia memiliki arah pandangan kedalam dan keluar.

•Pandangan arah kedalam, akan memberi status lingkungan sebagai subyek berhadapan dengan aku sebagai obyek. (Penting untuk pengembangan sosial)
•Pandangan arah keluar, memandang lingkungan sebagai obyek, aku sebagai obyek yang memanipulasikan lingkungan untuk aku, berpuncak pada egoisme. (Penting untuk pengembangan individualitet).
•Dalam pendidikan kedua arah tersebut harus dikembangkan secra seimbang.


3. Kemampuan Bereksistensi
  • Kemampuan bereksistensi dimaksudkan manusia tidak hanya “ber-ada” (seperti hewan dan tumbuhan) tetapi juga “meng-ada” , dimana manusia tidak hanya bagian lingkungan seperti hewan dan tumbuhan tetapi manusia menjadi manajer lingkungan (mengolah, mengendalikan).
  • Kemampuan bereksistensi harus dikembangakan sejak dini, kreatifitas, keberanian, dan lain-lain.


4. Kata Hati (Consuence of Man) Makalah Hakikat Tentang Manusia
  • Kata hati juga disebut dengan istilah : hati nuranu, lubuk hati, suara hati, pelita hati dan lain sebagainya. Yang berarti kemampuan pada diri manusia untuk mengetahui baik buruknya perbuatan manusia termasuk pula kemampuan pengambilan keputusan atas dasar pertimbangan benar/salah, analisis yang didukung kecerdasan akal budi. Mereka yang memiliki kemampuan seperti tersebut diatas disebut tajam kata hatinya.
  • Pendidikan untuk mengubah kata hati tumpul. Menjadi tajam ditempuh dengan melatih kecerdasan dan kepekaan emosi.


5. Kecerdasan Moral
  • Moral (etika), sinkron dengan kata hati yang tajam, yang benar-benar baik yang disebut juga dengan moral yang tinggi (luhur).
  • Moral bertalian erat dengan keputusan kata hati, dan nilai-nilai kemanusiaan.


6. Tanggung Jawab
  • Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang berwujud tanggung jawab, kepada diri sendiri, masyarakat dan Tuhan.
  • Keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan dilakukan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, sehingga sanksi adapun yang di tuntutkan di terima dengan kerelaan dan kesadaran.


7. Rasa Kebebasan
  • Rasa bebas, bukan dimaksud perbuatan bebas membabi buta, bebas dalam arti, berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia merdeka tidak sama dengan berbuat tanpa ikatan, kemerdekaan yang sesungguhnya justru berlangsung dalam keterikatan karenanya, kemerdekaan erat kaitannya dengan kata hati dan moral orang merasa merdeka apabila perbuatannya sesuai dengan kata hatinya.
  • Implikasinya dalam pendidikan, mengusahakan agar anak menginternalisasikan nilai-nilai aturan kedalam dirinya dan dirasakan sebagai miliknya.


8. Kewajiban dan Hak
  • Kewajiban dan hak, merupakan indicator bahwa manusia sebagai mahluk sosial.
  • Dalam kehidupan hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban dimaknai sebagai beban. Tapi menurut (Drijar Kara, 1978) kewajiban bukan beban, tetapi keniscayaan sebagai manusia, mengenal berarti mengingkari kemanusiaan, sebaliknya melaksanakan kewajiban berarti kebaikan
  • Pemenuhan akan hak dan pelaksanaan kewajiban berkaitan erat dengan keadilan, dapat dikatakan kedilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban.
  • Kemampuan menghayati kewajiban sebagai keniscayaan tidak lahir dengan sendirinya, tetapi melalui suatu proses pendidikan (disiplin). Makalah Hakikat Tentang Manusia


9. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
  • Kebahagiaan istilah yang sulit dijabatkan dengan kata-kata, tetapi tidak sulit dirasakan setiap orang pasti pernah mengalami rasa bahagia (senang, gembira dan lain sebagainya).
  • Kebahagiaan milik manusia : kebahagiaan dapat dicapai apabila manusia dapat meningkatkan kualitas hubungannya sebagai mahluk dengan dirinya sendiri (memahami kelebihan dan kekurangannya); dengan alam (untuk eksploitasi dan dilestarikan); dan terhadap Tuhan Maha Pencipta.
  • Pendidikan mempunyai peranan yang penting sebagai wahana untuk mengantar anak mencapai kebahagiaan.


2.2 Dimensi-Dimensi Kepribadian
Manusia memiliki karakteristik yang membedakannya dengan hewan, manusia juga memiiki dimensi yang bersifat unik, potensial, dan dinamis.

Ada 4 (empat) macam dimensi manusia :

1. Dimensi Keindividualan
•Banyak ahli berpendapat tentang individu :
  • Lysen mengertikan individu sebagai “orang seorang”, sesuatu yang merupakan kebutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in divide).
  • Langeveld M.J (1995), mengertikan tidak ada individu yang identik dimuka bumi walaupun berasal dari satu sel. Setiap orang memiliki individualitas.

•Kecendrungan perbedaan ini sudah berkembang sejak usia dini. Selanjutnya berkembang bahwa setiap anak memiliki pilihan, sikap kemampuan, bakat minat yang berbeda.
•Keberadaan tersebut bersifat potensial perlu ditumbuh kembangkan melalui pendidikan juka tidak ia akan laten dalam pembentukan kepribadian yang bersifat unik dalam menentukan dirinya sendiri. Makalah Hakikat Tentang Manusia


2. Dimensi Kesosialan
  • Manusia disamping sebagai mahluk individual, dia juga mahluk sosial. Socrates mengatakan manusia adalah “Zoon Politicon” (Mahluk/hewan yang bermasyarakat).
  • Dimensi kesosialan pada manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul manusia tidak dapat hidup seorang diri (terisolir). Manusia hanya akan menjadi manusia jika berada di antara manusia. Individualitas manusia terbentuk melalui proses interaksi (pendidikan).


3. Dimensi Kesusilaan
  • Manusia adalah mahluk susila. Dritarkara mengatakan manusia susila, yaitu manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan mewujudkan dalam perbuatan.
  • Nilai-nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia, mengandung makna kebaikan, keluhuran kemuliaan dan dijadikan pedoman hidup.
  • Pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesediaan memikil kewajiban disamping hak.


4. Dimensi Keberagaman
  • Manusia adalah mahluk religius. Sejak zaman dahulu nenek moyang manusiameyakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini. Untuk mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan kekuatan tersebut ditempuh dengan ritual agama.
  • Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah mahluk yang lemah memerlukan tempay bertopang demi keselamatan hidupnya. Agama sebagai sandaran vertikal manusia.
  • Penanaman sikap dan kebiasaan beragama dimulai sedini mungkin, yang melaksanakan dikeluarga dan dilanjutkan melalui pemberian pendidikan agama di sekolah.



2.3 Pengembangan Dimensi-dimensi Manusia
  • Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengaktualisasikan potensi dimensi-dimensi secara total dan maksimal.
  • Meskipun pendidikan pada dasarnya baik (normatif) tapi dalam pelaksanaan bisa saja kemungkinan kesalahan, melenceng dari tujuan utama. Untuk itu digunakan pendekatan pengembangan yang bersifat : Hakikat Tentang Manusia

1. Pengembangan yang utuh

•Tingkat keutuhan perkembangan dimensi manusia ditentukan oleh 2 faktor :
v  Kualitas potensi tingkat manusia.
v  Kualitas layanan pendidikan yang diberikan untuk pengembangannya.

•Wujud kebutuhan pengembangan dapat ditinjau dari :
v  Keutuhan antara aspek jasmani rohani, keutuhan antara dimensia individu dan sosial, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek kognitif afektif psikomotor.

•Arah pengembangannya
v  Arah konsentris 

Pengembangan keempat dimensi hakekat manusia tidak dipisahkan.
  • Arah horizontal
Pengembangan hakekat dimensi manusia dilaksanakan secara serempak.

2. Pengembangan yang tidak utuh
  • Pengembangan yang tidak utuh terjadi apabila dalam proses pengembangan ada unsur D.H.M. yang terabaikan. Misal dimensi kesosialan didominasi keindividualan, atau dimensi domain afektif didominasi pengembangan domain kognitif, demikian juga halnya jika domain afektif terabaikan.
  • Pengembangan D.H.M yang tidak utuh bisa berakibat kepribadian yang tidak mantap.




3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan antara lain :
  1. Sifat hakekat manusia merupakan ciri-ciri yang karakteristik yang secara prinsipil membedakannya dengan makhluk hidup lainnya.
  2. Dimensi-dimensi kepribadian manusia memiliki sifat yang unik, potensial dan dinamis, yang terbagi menjadi 4 macam dimensi yaitu : keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan.
  3. Pengembangan dimensi manusia dapat dilakukan dengan 2 pendekatan pengembangan yaitu pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh.

3.2 Saran
Dengan mengetahui sifat hakekat manusia diharapkan seorang calon guru dapat memberikan pengajaran yang sesuai dengan landasan dan arah, sehingga tujuan untuk menumbuhkembangkan potensi kemanusiaan dapat dilakukan dengan tepat dan benar. Selain itu, seorang calon guru diharapkan mempunyai gambaran yang jelas siapa manusia yang sebenarnya. Hakikat Tentang Manusia
http://www.sarjanaku.com/2012/03/makalah-hakikat-tentang-manusia.html

Kepribadian Bangsa Timur

posted by Priyanto Tantowi
Manusia dimuka bumi ini mendiami wilayah yang berbeda, ada yang mendiami wilayah timur, wilayah barat dan wilayah timur tengah. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Negara Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang-orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur, mengapa? Karena mereka senang dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualis dan saling tolong menolong.
Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.
Secara garis besar kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dll.
Unsur-unsur Kebudayaan Asing yang Sulit Diterima
Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima antara lain :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru
Faktor-faktornya antara lain :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.

Pengertian Kebudayaan


DEFINISI

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. ”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.


PENGERTIAN

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,rasa,danciptamasyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.



Unsur-unsur kebudayaan
 Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon ada 7
1. Sistem religius (homo religius)
Merupakan produk manusia sebagai homo religius.
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius)
Merupakan prodak manusia sebagai homo socius.
Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan (homo safiens)
Merupakan prodak manusia sebagai homo safiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus)
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
Ilmu Budaya Dasar Halaman 4 dari 8
5. Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber)
Merupakan produk manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya .
6. Sistem bahasa (homo longuens)
Merupakan produk manusia sebagai homo longuens.
 Wujud Kebudayaan
Prof. Dr. Koentjoroningrat menguaikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:
  1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari  ide-de, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
  3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan dalam arsip kartu komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem budaya atau cultural, yang dalam bahasa  Indonesia disebut adat istiadat.
Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem, yaitu mengenai tindakan berpola  manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.
Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik  karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal dan adat-istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan  manusia baik gagasan, tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup tertentu yang makin menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya sehingga bisa mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.
Adapun unsur kebudayaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi pokok tiap kebudayaan di dunia ini, ialah:
  1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari misalnya; pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.
  2. Sistem mata pencaharian dan sistem ekonom. Misalnya; pertanian perternakan, sistem produksi
  3. Sistem kemasyarakatan, misalnya kekerabatan, sistem perkawinan, sistem warisan
  4. Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis
  5. Ilmu pengetahuan
  6. Kesenian, misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak
  7. Sistem religi.
Masing-masing unsur kebudayaan universal ini pasti  menjelma dalam ketiga wujud budaya tersebut di atas, yaitu wujud sistem budaya, sistem sosial, dan unsur  budaya fisik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang hidup dalam masyarakat. Dari hidup bermasyarakat itulah maka timbullah kebudayaan. Hanya saja karena manusia yang hidup bermasyarakat itu terpencar-pencar di segala penjuru dunia, maka kebudayaan yang ditimbulkan juga bermacam-macam pula.
Misalnya; semua bangsa menginginkan pakaian, rumah dan makanan. Tetapi pakaian, rumah dan makanan yang diinginkannya itu bagaimana bentuknya, masing-masing bangsa berbeda-beda.
Contoh; pakaian nasional bangsa Eropa berbeda dengan pakaian bangsa Arab, dan berbeda pula dengan bentuk pakaian bangsa Indonesia. Begitu pula bentuk rumah dan jenis makanan.
Apakah yang mempengaruhi perbedaan itu?
Dengan kata lain: faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan itu?
Jelas ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
(+) Faktor alam (lingkungan geografis)
Yang dimaksud faktor alam atau lingkungan geografis adalah faktor letak tata bumi, termasuk iklim, alam fisis seperti kayu, batu dan sebagainya. Faktor alam ini umumnya mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan suatu kebudayaan. Pengaruh Islam ini tidak saja nampak pada kebudayaan kebendaan, tetapi juga pada kebudayaan kerohanian.
Misalnya;
v  Bangsa-bangsa di daerah sekitar kutub utara, berhubungan keadaan alamnya, mereka makan lemak, atau beruang es. Pakaian mereka dibuat dari kulit binatang dan tebal-tebal. Rumah-rumah dibentuk dari es. Demikian pula kepercayaan, perkawinan, kehidupan keluarga, semuanya disesuaiakn dengan alam sekelilingnya.
v  Sedang bangsa-bangsa di daerah tropic, mereka makan daging, sayur-sayuran dan hasil bumi. Alat-alat dibuat dari batu, kayu, besi dan lain-lain. Pakaian mereka tipis. Rumah-rumah mereka dibuat dari kayu, bambu besi, batu dan lain-lain. Demikian pula kehidupan keluarga, kepercayaan, perkawinan, upacara-upacara
Jelaslah kiranya, bahwa makan, pakaian dan hasil-hasil bumi lainnya yang terdapat pada bangsa-bangsa di daerah kutub berlainan sekali dengan di daerah tropic, dan juga dipadang pasir, dan seterusnya. Kepandaian membuat rumah dari kayu tentu terdapat pada daerah yang banyak kayu. Kepandaian berburu terdapat pada daerah yang banyak binatangnya. Begitu seterusnya.

ORIENTASI NILAI BUDAYA
Menurut C. Kluckhon dalam karyanya Variations in Value Orientation sistem nilai udaya secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,yaitu :
- Hakekat Hidup Manusia hakekat, Hidup setiap kebudayaan berbeda secara exstern. Seperti bcrusaha memadamkan hidup,menganggap kelakuan hidup tertentu sebagai suatu hal yang baik.
-Hakekat karya Manusia, Kebudayaan hakekatnya berbeda-beda ada yang bertujuan u-ntuk hidup,dan lain sebagainya.
-Hakekat waktu Manusia, Hakekat waktu setiap budaya berbeda,ada yang mementingkan orientasi masa lampau dan mementingkan orientasi masa kini.
-Hakekat Alam Manusia, Manusia memiliki anggapan yang berbeda,ada yang beranggapan kebudayaan harus mengeksploitasi alam dan ada pula yang beranggap manusia harus harmonis dengan alam.
-Hakekat Hubungan Manusia, Mementingkan hubungan antar sesamanya dan orientasi pada tokoh,yang berpandanga individualis ditinggalkan saja.


 Perubahan Kebudayaan

Faktor – faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya sesuatu unsur kebudayaan baru atau asing dalam suatu masyarakat yang biasanya cukup berperan adalah:
1. Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari kebudayaan yang datang dari luar.
2. Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.
4. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
5. Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah merupakan benda yang biasa dipunyai.
Dari beberapa pokok pembicaraan yang dikemukakan di atas berkenaan dengan penerimaan unsur-unsur baru, dapat dikatakan bahwa inovasi bisa terdapat karena: 1) inovasi tersebut bertentangan dengan pola-pola kebudayaan yang sudah ada; 2) kalau inovasi tersebut akan mengakibatkan perubahan pola-pola kebudayaan dan struktur sosial yang sudah ada dan menggantikannya dengan yang baru; 3) kalau inovasi tersebut bersifat mendasar berkenaan dengan pandangan hidup atau nilai yang ada dalam masyarakat bersangkutan: misalnya “free lover” untuk masyarakat Indonesia akan ditentang kalau harus diterima sebagai suatu cara hidup;
4) disamping itu bila inovasi itu dianggap terlalu mahal biayanya juga akan terhambat dalam penciptaannya maupun dalam penyebaran atau difusinya, terkecuali kalau oleh kelompok yang digolongkan sebagai “vested interests” inovasi tersebut dianggap menguntungkan maka inovasi akan diterima.
Penerimaan atas unsur baru atau inovasi dapat mengakibatkan terwujudnya berbagai kekacauan sosial yang merupakan perwujudan- perwujudan dari proses perubahan sosial, sebelum inovasi tersebut diterima dengan mantap dan menjadi baku dalam tata kehidupan sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kekacauan sosial tersebut biasanya dinamakan sebagai disorganisasi sosial (social disorganization). Dalam keadaan kekacauan sosial ini, aturan-aturan atau norma-norma lama sudah tidak berlaku lagi atau sebagian-sebagian masih berlaku sedangkan aturan-aturan atau norma-norma lama tersebut dalam mengatur kehidupan sosial warga masyarakat. Sehingga dalam tahap ini terdapat semacam kebingungan atau kekacauan dalam berbagai bidang kehidupan sosial.
Bila unsur-unsur baru telah mantap diterima dan norma-norma atau aturan-aturan baru telah mantap menjadi pegangan dalam berbagai kegiatan sosial, maka dapatlah dikatakan bahwa masyarakat tersebut telah mencapai tingkat tertib sosial lagi. Tidak selamanya suatu penerimaan inovasi menimbulkan kekacauan sosial. Kekacauan sosial terwujud bila inovasi tersebut menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang mendasar pada pranata-pranata yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a . Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.

 

Kaitan Manusia dengan Kebudayaan


Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur manusia agar sesuai dengannya.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai diaektis, maksudnya saling terikat satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui 3 tahap yaitu:
a. Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
b. Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realisasi obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
c. Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Kesimpulan     : jadi kebudayaan yang merupakan hasil ciptaan manusia yang hidup dalam masyarakat, ini mempunyai banyak unsur-unsur dalam kehidupan dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari jaman ke jaman dan di tempat-tempat yang berbeda. Semua itu tentu di pengaruhi oleh perkembangan hidup manusia yang juga selalu berubah-ubah, karna manusia mempunyai hubungan yang erat bahkan tidak bisa di pisahkan dengan kebudayaan. Mnusia menciptakan kebudayaan, dan kebudayaan mengatur manusia agar hidup mereka lebih damai dan tenteram.


1.    Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Daya rasa di dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu :
a.    Perasaah hati dan pikiran
b.   Perasaan jiwa dan raga
c.   Perasaan haru dan sedih
d.   Perasaan inderawi dan rohani*
2.    Hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan yaitu :
a.    Sistem norma, sistem religi dan sistem ekonomi
b.   Sistem teknologi, sistem ideologi dan sistem sosial*
c.   Sistem teknologi, sistem ekonomi dan sistem hukum
d.   Sistem teknologi, sistem ideologi dan sistem sosial
3.    Wujud sebagai benda dari sistem kesenian adalah :
a.    Ide, gagasan tentang kesenian
b.   Barang barang hasil seni seperti ukiran dan lukisan*
c.   Perjanjian antara seniman dengan produser
d.   Pementasan hasil karya seni
4.    Manusia dinyatakan mempunyai tiga taraf dalam kehidupannya, yaitu :
a.    Estetis
b.   Etis
c.   Religius
d.   Karya*
5.    Yang tidak termasuk wujud kebudayaan material dibawah ini adalah :
a.    Cirinya dapat dilihat
b.   Bersifat lebih abstrak*
c.   Dapat dipahami
d.   Dapat dirasa
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Universitas Gunadarma

Halaman

Food